Sejarah Kecamatan Kampak Trenggalek” Pangarumbigyan I Kampak”



Kecamatan kampak merupakan salah satu kecamatan yang berkembang cukup pesat di Kabupaten Trenggalek. Laju ekonomi yang berjalan cukup baik membuat kecamatan ini selalu nampak ramai dengan aktivitas perdagangan yang berada area seputar pasar kampak sebagai pusatnya. 
Banyak spekulasi tentang asal muasal nama kecamatan Kampak, Salah satunya lewat cerita para orang tua pada jaman dahulu dimana wilayah kecamatan kampak ini pada tempo dulu cukup rawan dengan adanya para begal yang bersenjatakan kampak, kampak atau kapak adalah sebuah alat yang sering di gunakan untuk memotong batang pohon.

Para kawanan rampok atau begal bersenjata kampak ini tak segan segan untuk membunuh atau melukai korbanya. Selain dari pada itu lokasi wilayah begal yang berada dekat dengan kawasan pengununan ini sangatlah mendukung sebagai lokasi persembunyian sekaligus perampokan karena banyaknya kabut-kabut  tebal yang menyelimuti wilayah ini. Berdasarkan cerita inilah wilayah dari para pembegal ini kemudian di kenal dengan nama kampak.

Nama kampak sendiri ternyata juga sudah tercantum dalam sebuah sejarah Nusantara, yakni sebuah prasasti yang di kenal dengan prasasti kampak. Sebuah prsasti peninggalan dari masa kerjaan Medang di Mataram (Mataram Kuno) yang di pimpin oleh raja bernama Empu Sindok dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa yang memerintah pada tahun 929 – 947 sebelum Masehi.

Prasasti kampak ini ditemukan pada tahun 1862 dan langsung di bawa ke musemum batavia atau yang sekarang di kenal dengan Museum Sejarah Jakarta dengan label kode D.21. Prasasti kampak terbuat dari batuan andesit dengan tinggi 89 cm lebar 93 cm dan tebal 22 cm. Pada bagian prasasti ini memiliki 15 baris tulisan, bagian belakang 14 baris, kiri 3 baris dan 2 kanan baris yang hampir keseluruhan tulisan pada batu ini rusak hingga hanya menyisakan beberapa kalimat saja yang bisa diterjemahkan.

Sejarah mencatat asal muasal pemberian Prasasti ini adalah hasil dari jerih payah dan loyalitas serta kesetiaan warga kampak pada jaman dahulu terhadap Empu sindok yang telah bersedia menjadi prajurit dan membatu empu sindok mendirikan kerajaan Kahuripan. Atas jasa jasanya inilah Kademangan Kampak di beri kewenangan yang setara dengan Kadipaten yang di sebut dengan Pangarumbigyan I Kampak yang berarti “Tempat Pemujaan Dewa Kesuburan Kampak”.

Selain itu kampak juga dijadikan tanah SIMA yang berarti perdikan atau Swatantra yang dalam istilah sekarang daerah otonom atau bebas pajak. Kedua istilah tersebut kini dikenal pula dengan nama Sima Swatantra.

Untuk batas wilayahnya sendiri, Kampak juga dibilang cukup luas. Berdasarkan prasasti kampak batas batas wilayahnya meliputi Kidul, kuluan, waitan, mahasamudra yang apa bila diterjemahkan kurang lebih berarti Selatan, ke barat, ke timur samudra agung. Yang jika di lihat pada saat ini mencakup pada wilayah Panggul, Munjungan, Prigi dan bahkan Lorog Pacitan serta Popoh Tulungagung.

Sendang Kahuripan / Ngudalan
Berbicara panjang lebar tentang sejarah kecamatan kampak maka tidak bisa lepas begitu saja dari umbul ngudalan yang berada di Desa Karangrejo. Sebuah mata air alami yang terus memancar sepanjang tahun ini memang sangat unik terlebih di lokasi inilah di percaya prasasti kampak ditemukan pertama kali.

Ngudalan ini pada jaman dahulu di kenal juga dengan sendang Umbulan atau sendang Kahuripan. Dinamakan sendang Kahuripan karena disinilah cikal bakal empu sindok yang berbulan bulan meyiapkan pasukan untuk merebut kekuasaan dari raja medang ( mataram) terdahulu dan kemudian mendirikan sebuah kerajaan baru di Jawa timur yang di beri nama Kerajaan Kahuripan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Kecamatan Kampak Trenggalek” Pangarumbigyan I Kampak”"

Post a Comment