Konservasi Bader di Trenggalek Upaya Menyadarkan Kebiasaan Buang Sampah di Sungai
Melihat banyak ikan air tawar yang berenang dengan bebas di sungai memang sangat mengasyikkan, apa lagi ikan-ikan liar ini telihat cukup akrab dengan manusia saat diberi pakan berupa pelet atau konsentrat. Gemuruh dan percikan air yang tercipta akibat deru laju ikan ikan tersebut akan membuat hati kita menjadi terhibur.
Di Trenggalek tepatnya di aliraan sungai Tawing desa Sugihan, sekelompok pemuda yang menamakan diri Baderman mencoba untuk membuat sebuah area konservasi ikan bader / wader di alam terbuka. Tujuan dari gagasan ini adalah untuk menjaga kelangsungan ikan endemik seperti bader, uceng, cetol dan udang dari kepunahan akibat tindakan tidak manusiawi para pemburu ikan seperti menyetrum dan meracun, namun yang juga tidak kalah penting adalah upaya untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah disungai.
Kegiatan bersih sungai |
Dimulai pada awal bulan september 2018 hingga artikel ini saya buat, ikan-ikan yang setiap sorenya diberi pakan pelet ini sudah mulai dekat dengan manusia. Ikan-ikan bader besar dengan ciri punggung berwarna hitam sudah tidak sungkan lagi untuk muncul kepermukaan untuk berebut pakan.
Kegiatan yang awalnya dipandang sebelah mata oleh penduduk sekitar aliran sungai serta para penambang pasir tradisional ini perlahan mulai mendapat dukungan moril. Tiap sorenya para penambang dan juga masyarakat sudah mulai antusias untuk melihat ramainya ikan yang berkelok kelok di tengah sungai.
Kegiatan yang awalnya dipandang sebelah mata oleh penduduk sekitar aliran sungai serta para penambang pasir tradisional ini perlahan mulai mendapat dukungan moril. Tiap sorenya para penambang dan juga masyarakat sudah mulai antusias untuk melihat ramainya ikan yang berkelok kelok di tengah sungai.
Mereka sendiri pun juga nampak takjub, tak pernah menyangka jika habitat ikan tawar yang ada di sekitar sungai ini ternyata sangat banyak. Perlahan masyarakat juga sudah mulai menjaga area konservasi ini dengan memberi peringatan kepada para pencari ikan untuk tidak mengangu ikan yang ada di lokasi konservasi. Dan yang paling penting lagi, masyarakat juga sudah mulai malu untuk membuang sampah di aliran sungai tawing.
Sampah yang awalnya menumpuk bagai gunung, kini perlahan juga sudah mulai berkurang seiring dengan dibersihkannya oleh komunitas Baderman. Sampah sampah ini masih dibakar untuk proses percepatan penguraian namun kedepannya para Baderman akan membuat sebuah inovasi yang lebih ramah dengan lingkungan dalam menangani sampah terutamanya sampah plastik.
Bakar sampah dulu |
Komunitas Baderman juga mulai merangkul para pecinta hobi mancing, komunikasi antara keduanya juga terjalin sangat baik karena sama-sama meliki pandangan akan kesadaran lingkugan, bagi mereka manusia manuisa yang suka merusak habitat ikan dengan menyetrum dan meracun adalah musuh bersama. Tak jarang juga disaat senggang para pecinta mancing mania ini juga mencicipi asyiknya mancing di kawasan konservasi yang tentunya ikan ikannya lebih besar besar dari pada dilokasi lain.
Menyetrum dan meracun ikan memang sudah menjadi kegiatan ilegal sejak beberapa tahun lalu.
Menyetrum dan meracun ikan memang sudah menjadi kegiatan ilegal sejak beberapa tahun lalu.
Dalam peraturan Desa sanksi dan hukuman yang diberikan juga sudah cukup berat dan tegas. Meskipun begitu masih ada saja mereka yang nekat untuk tetap melakukan kegiatan tidak terpuji itu.
Ide pembuatan area konservasi ini tak lepas dari viaralnya tempat koservasi ikan bader yang berada di kota Blitar sepanjang aliran sungai Brantas di desa Tawang Rejo. Hanya saja kegiatan konservasi ini masih menyisakan satu pertanyaan besar, yakni apakah ikan yang sudah mulai terbiasa dengan pakan pelet ini akan hilang ketika banjir datang.
Ide pembuatan area konservasi ini tak lepas dari viaralnya tempat koservasi ikan bader yang berada di kota Blitar sepanjang aliran sungai Brantas di desa Tawang Rejo. Hanya saja kegiatan konservasi ini masih menyisakan satu pertanyaan besar, yakni apakah ikan yang sudah mulai terbiasa dengan pakan pelet ini akan hilang ketika banjir datang.
Hal serupa juga sering ditanyakan para warga serta menjadi pokok pengganjal dari antusiasnya mereka berinteraksi lebih dalam. Warga berfikir jika ikan ikan itu hilang ketika banjir besar datang maka kegiatan Koneservasi ikan bader ini hanyalah sebuah tindakan yang sia sia belaka sehingga tidak ada gunanya juga mereka ikut berperan serta lebih jauh.
Pertanyaan tersebut memang belum terjawab pasti namun spekulasi dari komunitas Baderman bisa dibilang juga masuk akal, mereka mengatakan jika banjir datang maka akan ada beberapa ikan bader yang hanyut terbawa arus sungai namun tidak semua ikan akan menghilang. Dari beberapa yang bertahan inilah kelak pasti akan membentuk sebuah koloni baru yang akan membimbing para ikan ikan baru untuk bersama-sama ikut makan pelet di area konservasi ini.
Kegiatan konservasi ini masih terdanai dengan mandiri oleh para anggota komunitas, mulai dari uang pembelian pakan, pembelian banner dll semua di kerjakan dengan sistem gotong royong. Kedepannya area yang sudah mulai tertata ini akan di jadikan lokasi wisata edukasi tentang ikan endemik yang dimana pengunjung bisa belajar bagaimana cara hidup ikan endemik serta memberi pakan secara langsung. Cek vidio singkat pemberian pakan di bawah ini !!!!
0 Response to "Konservasi Bader di Trenggalek Upaya Menyadarkan Kebiasaan Buang Sampah di Sungai"
Post a Comment