Bahaya Kabut Tebal Pegunungan Bagi Para Pendaki
Mendaki telah lama menjadi sebuah hobi sekaligus olahraga yang banyak di gandrungi oleh muda mudi, sejak jaman gunung masih bersih hingga banyak sampah sampai saat ini jumlah peminat pendakian gunung semakin meningkat.
Dengan berbagai alasan dan motivasi untuk menemukan jati diri atau sekedar pembuktian eksintensi kini perlahan gunung sudah menjadi tempat yang ramai bagi manusia, menggusur dominasi hewan asli secara perahan yang dengan besar hati mengalah pergi dari huniannya.
Tentunya mereka yang sudah sudah melangkahkan kaki keluar rumah menuju puncak gunung, harus lah paham bahwa bukan kenyamanan dan kemewahan yang akan mereka jumpai namun bahaya yang tidak pasti tapi siap mengancam setiap saat di saat lengah.
Ular berbisa, serangan binatang buas, atau kediningan (hiportemia) yang bisa aja merengut nyawa para pendaki setiap saat adalah sebuah kensekuensi yang jarang di indahkan. Mendaki bukan sekedar berangkat sampai puncak lali pulang kembali, namun banyak hal yang harus di pelajari tentang alam dan gunung yang akan di daki.
Salah satu faktor yang sering luput adalah tentang bahaya kabut tebal pegunungan bagi para pendaki. Kabut sendiri tercipta dari uap air yang berada dekat permukaan tanah kemudian berkondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat seperti gas (atau uap) menjadi cairan) menjadi mirip awan. Peristiwa ini terbentuk karena hawa dingin di sekitar tempat itu dan kadar kelembaban yang tinggi, yaitu mendekati 100%.
Kandungan uap air yang melayang layang bebas di udara ini seakan menjadi asupan udara bagi para pendaki yang sudah payah dan penuh dengan nafas ngos ngosan. Paru paru basah sudah pasti menjadi ancaman yang tidak begitu di perhatikan oleh para pendaki ini.
Memang tidak jarang dari para pendaki yang menggenakan masker atau buff sebagai pelindung hidung dari kabut tersebut, namun tak sedikit pula yang dengan bebas menghirup udara sejuk bercampur uap air ini.
Menghirup kabut tebal pegunungan memang tidak akan membuat kita mati seketika kecuali bercampur dengan gas beracun dari gunung berapi. Tapi satu hal yang pasti hal ini akan mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada organ dalam terutama paru paru. Paru paru yang seperti spons akan dengan sangat mudah menyerap tiap mikro mili uap air yang terkandung dalam kabut tebal pegunungan.
Apa yang bisa dilakukan saat kabut tebal datang. Langkah paling efektif adalah dengan beristirahat dan mendirikan tenda agar terhidar dari kabut tapi tentu hal ini akan memakan banyak waktu perjalanan. Memakai buff sebagai pelindung hidung juga akan sangat membantu perjalanan dan jangan lupa untuk berjemur beberapa menit di bawah terik matahari agar badan hangat.
Selalu ingat bahwa mendaki butuh persiapan yang matang termasuk menanggung segala resiko yang akan di hadapi di luar sana. Resiko itu sudah ada dan menanti sejak kamu pertama kali melangkahkan kaki dari rumah menuju puncang gunung.
0 Response to "Bahaya Kabut Tebal Pegunungan Bagi Para Pendaki"
Post a Comment