Trend Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Alternatif


Plastik Salah satu benda yang cukup sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari. Material yang ditemukan dan dikembangkan sejak abad ke 20 ini berkembang dengan sangat pesat jumlah produksinya, dari ratusan ton pada tahun 1930 hingga kini mencapai jumlah yang cukup fantastis yakni ratusan juta ton pada tahun 1990-an hingga saat ini.

Selain banyak manfaat dan kegunaannya bagi kehidupan manusia sifat plastik yang sulit diurai oleh tanah ini menempatkan plastik sebagai penyumbang sampah terbesar didunia hingga saat ini. Plastik memiliki jangka usia yang cukup panjang jika di uraikan tanah, menurut sebuah penelitian butuh waktu antara 400 hingga 1000 tahun untuk dapat mengurai plastik menjadi tanah.

Hal tersebutlah yang membuat semakin buruknya dampak dari penumpukan sampah plastik, zat zat kimia yang terkandung dalam plastik lambat laun akan mencerami kesuburan tanah hingga akhirnya tanah menjadi rusak dan tidak bisa lagi ditanami.

Sudah banyak cara dalam bentuk kampanye dan inovasi guna mengurangi jumlah sampah plastik yang terbuang, seperti jargon “buanglah sampah pada tempatnya” atau pun usaha kreatif yang mengolah limbah ini menjadi bahan produk daur ulang yang ramah akan lingkungan. Namun rasanya hal di atas dirasa masih kurang cukup untuk membuat manusia sadar akan kesehatan lingkungan terutamanya ancaman bahaya dari sampah plastik.

Meski begitu inovasi dan kreasi dalam memerangi sampah plastik masih terus berjalan salah satunya adalah dengan mengubah material abadi ini menjadi bahan bakar alternatif yang ramah ligkungan.
Trend mengolah plastik menjadi bahan bakar minyak mulai ramai diperbincangkan, hal ini dikarenakan pengolahan plastik menjadi bbm adalah salah satu cara yang paling menguntungkan di era yang mulai langka bbm ini. Seperti sebuah simbiosis mutualisme bagi manusia dan alam dimana alam atau lingkungan akan terbebas dari limbah plastik sedangkan pihak pengolah akan mendapatkan bahan bakar minyak yang dapat digunakan untuk kebutuhan memasak atau lain.

Pemanasan  plastik menjadi molekul etahnol proses pemanasan ini menyebabkan perekahan pada molekul polimer plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekul-molekul ini didinginkan jadi fase cair.

Cairan yang dihasilkan jadi bahan dasar minyak atau minyak mentah. Dengan destilasi atau penyulingan yang dilakukan secara  berulang menggunakan temperatur berbeda, yakni mengacu pada titik uap, minyak mentah diproses menjadi premium atau solar. 

Uniknya Jika suhu pemanasan yang digunakan di atas 100 derajat celsius maka yang dihasilkan adalah zat yang mendekati atau memiliki unsur sama dengan premium. Tinggal mengembunkan lagi uap yang di dapat maka pembakaran plastik ini akan menghasilkan premuim yang bisa digunkan untuk kendaraan bermotor.

Konsep dasarnya mengambil unsur karbon (C) dari zat polimer penyusun plastik. Polimer tersusun dari hidrokarbon, yakni rangkaian antara atom karbon (CO2) dan hidrogen (H2O) dimana dalam proses pemanasan dengan distalasi polimer tersebut akan dipaksa untuk mengubah dirinya menjadi senyawa baru yang mudah terbakar.

Pada proses akhir perlu refinery atau pemurnian, yakni pengolahan bahan baku minyak menjadi minyak siap digunakan. Caranya, dengan mencuci, penambahan zat aditif, mereduksi kandungan gum atau zat beracun, dan mengklasifikasikan atau mengelompokkan berdasarkan panjang rantai hidrokarbon. Dengan begini maka dari beberapa kilo gram plastik akan menghasilkan jenis jenis bahan bakar minyak dengan tingkat yang berbeda.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Trend Mengolah Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Alternatif"

Post a Comment