Burung Pembakar Hutan


Membakar hutan merupakan salah satu tindakan merusak lingkungan yang dapat membahayakan habitat dan juga ekosistem yang ada. Tindakan tersebut kerap di tuduhkan pada sebagian manusia dengan sikap tak bertanggung jawab demi kepentingan materi semata.

Namun baru-baru ini menurut sebuah penelitian, di temukan pula beberapa jenis burung yang punya kebiasaan membakar hutan untuk memburu mangsanya. Perilaku ini disebut arsonis (suka membakar suatu barang), burung apa saja yang punya kebiasaan buruk ini, mari kita simak ulasannya.


Black kite (milvus migrans)

Elang paria adalah spesies Burung pemangsa dari keluarga Accipitridae. Burung ini dianggap sebagai spesies yang paling melimpah dari keluarga acciptrid, meskipun beberapa jumlah telah mengalami penurunan dramatis. Wikipedia
 
Burung Elang ini berukuran sekitar 65 cm, bulu berwarna coklat gelap dengan ekor menggarpu yang khas. Pada waktu terbang, bercak pucat pada pangkal bulu primer terlihat kontras dengan ujung sayap yang hitam. Kepala kadang-kadang berwarna lebih pucat dibandingkan dengan punggung. Remaja: kepala dan tubuh bagian bawah bergaris-garis kuning tua. Pada bagian iris mata berwarna coklat, paruh abu-abu, sera dan kaki abu-abu biru.
 
Sarang Elang ini biasanya terletak di tebing, bangunan atau percabangan batang yang menggarpu. material sarang berupa ranting, daun, plastik, kertas, tulang serta kulit sisa mangsa. Telur 1-4 (biasanya 2-3), interval bertelur 1-2 hari. Telur dierami 26-38 hari oleh induk betina, sedangkan induk jantan bertugas mencari makan. Anak mulai bisa terbang dan meninggalkan sarang usia 42 sampai 50 hari.
 




Whistling kite ( Haliastur sphrenurus)
Elang siul (Haliastur sphenurus) adalah burung pemangsa diurnal berukuran sedang yang ditemukan di seluruh Australia (termasuk pulau-pulau pesisir), Kaledonia Baru dan banyak pula ditemukan di Papua Nugini (kecuali pegunungan tengah dan wilayah barat laut). Ia juga dipanggil dengan sebutan Alap-alap Siul, ia dinamai dengan kata "siul" karena panggilan siulannya yang nyaring, yang sering berbunyi pada saat terbang. 



Brown Falcon ( Falco Bergora )

Alap-alap coklat (: Falco berigora) merupakan spesies burung dari keluarga Accipitridae Burung ini dideskripsikan pertama kali oleh Nicholas Aylward Vigors dan Thomas Horsfield pada tahun 1827.
Burung ini berukuran besar, yakni sekitar 41-53 cm.Tubuh bagian atas dan bawah bertotol coklat. Bulu-bulu tengkuknya tampak berantakan seperti alap-alap lainnya. Mengalami fase pucat dan fase gelap. Tungkainya berwarna kehijauan.

Sering bertengger di cabang terbuka yang menjuntai ke padang rumput, dan memangsa buruannya di atas tanah. Perilaku lebih mirip Elang-rawa, terbang dengan mengepakkan sayapnya secara santai, meluncur dengan sayap terangkat, dan melayang-layanng.

Cara berburu ketiga burung pembakar hutan ini cukup unik, ketika suatu hutan sedang terbakar maka jenis burung tersebut akan membawa ranting kayu yang terbakar dan menjatuhkannya di semak-semak atau ilalang tempat mangsa bersembunyi. 

Mangsa yang panic akan berlari keluar dari tempat sembunyi, di sinilah sekumpulan burung pembakar ini akan menerkam si mangsa dengan mudahnya. Perilaku ini tidak hanya dilakukan secara sengaja namun beberapa peneliti juga meyakini bahwa skema ini sangat terencana dan berkelompok.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Burung Pembakar Hutan "

Post a Comment