Berwisata di Akhir Tahun Suatu Kebutuhan atau Hanya Ikut-ikutan.

wisata akhir tahun

Akhir tahun memang kerap di manfaatkan sebagai momen tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Tempat wisata pada khususnya seakan sudah menjadi lokasi wajib yang harus di kunjungi untuk memuaskan hasrat beriwisata. Hal tersebut nampak seakan di amini oleh hampir semua masyarakat Indonesia yang selalu berbondong-bondong tanpa komando untuk memenuhi pelataran obyek wisata andalan baik di dalam kota maupun luar kota.

Namun pernahkan terbesit dalam benak kita ? apakah harus setiap tanggal 1 januari kita digunakan sebagai momen wajib untuk berlibur dengan keluarga. Bukankah sebelumnya juga masih banyak sekali hari-hari libur yang bisa di manfaatkan untuk berwisata. Tentunya banyak hal yang harus di perhitungkan dalam menyikapi liburan pada akhir tahun, salah satu yang paling menyolok adalah jumlah wisatawan yang membeludak dan memenuhi lokasi wisata bak semut mengerubuti gula.

Beberapa factor menjadi penyebab kebiasaan berwisata ini salah satunya adalah seperti istilah jawa yang berbunyi mandak setahun sepisan (hanya setahun sekali) aji mumpung. Hal tersebut seakan menjadi pola pikir yang semakin menjamur di benak kita, dimana momen satu tahun sekali menjadi sebuah pengorbanan yang harus rela di bayar walau harus mengeluarkan banyak biaya untuk berlibur dan menerobos mancet serta menjenuhkan. 

Jika melihat kedalam pengertian berwisata/rekreasi itu sendiri yakni untuk melakukan penyegaran rohani dan jasmani seseorang, tentunya berwisata di akhir tahun sudah menyalahi dari tujuan awalnya. Bukankah yang di cari dalam berwisata adalah menikmati keindahan alam, serta dapat menenangkan pikiran bagi si pelaku agar tubuh dan fikiran yang sudah jenuh akibat beban kerja menjadi lebih segar kembali. Tentunya dua hal pokok tersebut tidak kita dapatkan jika liburan tersebut bertepatan di tanggal 1 Januari dimana hanya luatan manusia dan hiruk pikuk saja yang akan di dapati.
wisata akhir tahun
kecelakaan di pantai gemah awal tahun 2018
Padat dan ramainya lokasi wisata unggulan pada tahun baru tentunya juga akan sangat memicu terjadinya rawan kecelakaan. Jika kita mau menyimak tentu banyak berita-berita takterduga tentang persitiwa kecelakan yang beredar luas di medsos pasca liburan tahun baru kemarin. Salah satunya adalah sebuah bis yang menabrak beberapa kendaran lain di pantai gemah Kab Tulungagung. Dimana dalam kejadian ini dilaporkan beberpa orang luka-luka dan mengalami patah tulang.

Jika melihat dari kedaan yang ada bisa di katakan bahwa berwisata pada akhir tahun ini kebanyakan adalah sebuah trend yang hanya berdasar ikut-ikutan saja. Mengingat hal ini juga sudah menyalahi dari tujuan pokok berwisata itu sendiri. Meskipun begitu masih banyak masyarakat yang lebih memilih berlibur di tempat wisata alternative dimana lokasi wisata seperti ini masih tergolong sepi dan tenang, sehingga tujuan dari berwisata itu sendiri bisa kita dapatkan di lokasi tersebut.

Artikel ini pun saya tulis berdasarkan pendapat dan juga pengalaman pribadi saya semata. Dimana pada tahun-tahun lalu moment berwisata dan melepas penat sangat tidak saya dapatkan ketika bewisata di akhir tahun. Dimana ratusan manusia yang hiruk-pikuk berlalulalang menutup dan menjadi penghalang dari latar indah sebuah pemandangan, pekik suara canda mereka pun juga seakan menutup sayup bunyi angin dan suara alam. 

Apakah ini yang di sebut seatu ketenangan dalam usaha untuk menghilangkan jenuh dan beban akibat sebuah pekerjaan. Atau hanya sebuah kegiatan berpindah makan dari meja dapur menuju luas alam.Tentunya para pembaca sendiri ada yang sepakat dan juga tidak dengan pemikiran yang telah saya sampaikan di atas. Terimakasih sudah membaca.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berwisata di Akhir Tahun Suatu Kebutuhan atau Hanya Ikut-ikutan."

Post a Comment