Memperingati Hari Pohon Sedunia – Sudahkah Kita Menanam Pohon ?

Memperingati hari pohon sedunia
Hari Pohon Sedunia
Hari pohon sedunia yang diperingati pada hari ini 21 November 2017 menjadi sebuah spirit baru bagi para pecinta dan penggiat lingkungan untuk lebih giat lagi menanam serta menjaga alam beserta lingkungan dengan lebih baik. Pohon dan tumbuhan lainnya kini bukanlah sekedar alat hiasan penghijau mata belaka bagi manusia. Namun sudah lebih kepada suatu hubungan dan ikatan yang saling ketergantungan antara satu sama lain seperti ke perluan hidup dan juga bernafas dari udara yang dihasilkannya.

Sayangnya rasa ketergantungan antara manusia dengan pohon serta tanaman lain sebagai penghasil oksigen ini masih tertutup dengan ego dan kepentingan lain yang berdasarkan keserakahan, ketamakan dan materi belaka tanpa memikirkan dampak akibatnya. Rasa serakah dan ketamakan manusia inilah yang terus-menerus merusak alam dengan cara illegal loging dimana pohon dan habitat lainnya sebagi obyek utama yang paling dirugikan. 

Tidak bisa kita pungkiri juga, bahwa kita manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya pohon yang menaungi, yang menguatkan tanah di lereng gunung serta menyimpan air hujan untuk cadangan air tanah. Dimana semua yang telah pohon-pohon lakukan itu pada dasarnya akan kembali lagi manfaatnya untuk kita manusia dan bumi.

Hari pohon sedunia, yang juga di peringati sebagai hari perenungan akan pentingnya fungsi pohon bagi kehidupan manusia ini seakan mengajak kita untuk menengok lebih dalam lagi, bagaimana keadaan alam sekitar kita. Memang cukup memprihatikan jika kita melihat beberapa lokasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Utamanya di pulau Kalimantan, pulau terbesar dan  yang di gadang-gadang sebagai salah satu organ paru-paru dunia selain hutan amazon itu, kini lebih banyak di penuhi dengan tanaman pohon sawit ketimbang pohon-pohon hutan hujan tropis.

Cukup miris lagi ketika banyak hutan rimba dengan pohon-pohon raksasa tumbang bagai ilalang ditebang tangan-tangan para pembangkang. Rasanya seperti ikut menangis dan menjerit, bayangkan betapa sakitnya ketika tajam gergaji menembus kulit dan memotong urat daging dari pohon yang justru memberikan udara bersih bagi kelangsungan hidup manusia.

Memperingati hari pohon sedunia
Data jumlah Pohon di dunia
Semakin berkurangnya jumlah pohon di seluruh punjuru dunia nampak di dukung dengan data dari beberapa orang ilmuwan yang menyatakan dengan tegas bahwa  jumlah pohon di seluruh dunia pada awal tahun 2015 hanya tinggal berjumlah 3 triliun saja. Memang angka 3 triliun itu bukan angka yang sedikit namun angka tersebut jutsru menunjukkan kemerosotan jumlah pohon di seluruh dunia. Dimana dalam perhitungan tersebut 46 % pohon di dunia telah hilang sejak awal peradaban manusia mucul dan mulai berkembang di muka bumi.

Kemerosotan yang semakin tahun semakin meningkat tersebut tentu akan menjadi ke khawatiran kita semua sebagai penghuni bumi. Jumlah manusia yang sadar akan lingkungan dan jumlah para penebang illegal nampaknya masih berat sebelah. Ibarat kita menanam pohon beramai -ramai namun di belahan bumi lain masih ada juga maling kayu yang menebang pohon dengan ramai-ramai pula.
 
Melihat kejadian yang cukup mengerikan di atas tentunya kita sebagai manusia harus menumbuhkan kembali  rasa menjaga alam dan lingkungan. Sebagaimana penggalan firman Tuhan YME dalam kitab suci agama islam bahwa manusia di ciptakan Tuhan untuk menjadi pemimpin dimuka bumi. Meski dalam potongan ayat berikutnya  ada bantahan atau pertentangan dari malaikat karena takut dan khawatir jika nantinya justru manusia lah yang akan merusak bumi dan bukan menjaga sebagaimana kodrat penciptaanya. 

Merenungi dari apa yang kita yakini dalam firman Tuhan Yang Maha Esa di atas, atas kodrat manusia sebegai pemimpin dunia. Maka sudah selayaknya kita menjadi pemimpin yang baik, yang saling menjaga satu sama lain dan juga menjaga alam sekitar sebagai bagian dari bumi yang kita pimpin ini.
Rasa sayang pada alam ini wajib kita tanamkan dalam diri sendiri sedini mungkin. Dan bisa kita lakukan dengan hal yang sekecil apapun, mulai dari menanam pohon di halaman dan lingkungan sekitar kita. Sudah berpakah pohon yang kita tanam mungkin adalah sebuah pertanyaan individu yang harus kita jawab dalam sanubari.
 Jika memang selama hidup ini kita masih belum menanam satu batang pohon pun untuk bumi, maka seharusnya kita sungguh malu pada sosok Mbah Sadiman. Lelaki tua asal Wonogiri Jawa tengah yang gigih berjuang  seorang diri mengembalikan mata air dan hijau pegungungan di desanya. Dimana kedua benda berharga itu telah lama hilang dari pandangan beliau dan masyarakat Wonogiri. 

Memperingati hari pohon sedunia
Mbah Sadiman : solopos.com

Perjuangan seorang diri beliau yang kini telah berumur 65 Tahun tak semudah membaca indah kisahnya. Dianggap orang tak waras serta dicemooh adalah konsekuensi yang harus beliau terima dihadapan masyarakat sekitar yang acuh pada awalnya.
 
Saya pribadi sangat terinspirasi oleh apa yang beliau lakukan. Cerita perjuangan hebat beliaulah yang akhirnya memotivasi saya untuk giat menanam pohon bersama teman-teman komunitas yang bernama TDT (Tukang Dolan Trenggalek). Di komunitas peduli lingkungan ini, satu bulan sekali kami menanam beberapa pohon trembesi dan juga beringin yang kami beli atau kami semai batangnya ( untuk beringin).

Banyak cerita yang cukup menarik dalam pengalaman menanam pohon bersama komunitas TDT. Salah satunya adalah ketika sedang melakukan kegiatan menanam di bukit batu leper. Dilokasi batu leper ini ada saja cara alam untuk memudahkan kegiatan kami dalam menanam. Salah satu yang tidak akan terlupakan adalah ketika hujan enggan menghampiri rombongan kami, padahal jarak derasnya hujan tersebut hanya tinggal beberapa ratus meter saja. Terlepas dari hal-hal di luar nalar pemikiran manusia yang terjadi saat itu, kami yakin bahwa jika kita manusia berbuat baik depada alam maka alam itu sendiripun juga akan baik terhadap kita sendiri.
 
Pohon yang akan kami tanam ini sebisa mungkin kami tanam di lokasi dekat mata air. Tujuan jangka panjang dari kegiatan menanam pohon ini adalah agar pohon yang tertanam berfungsi sebagai pohon pengganti kelak, jika pohon utama mati atau rusak. Masih minimnya kesadaran masyarakat sekitar sumber mata air untuk menjaga dengan menanami pohon pengganti  di lokasi sumber air, menjadi sebuah momok yang menakutkan di kemudian hari. Tak jarang pula akikat acuh sikap tersebut banyak sekali sumber mata air yang pada jaman dulu mengalir dengan sangat deras dan mampu menjadi sumber air beberapa desa kini mulai surut dan bahkan mati akibat pohon utama tersebut mati atau rusak. 
Memperingati hari pohon sedunia
Hari Pohon sedunia : Tanam Pohon Bersama TDT
Meski jumlah pohon yang kami tanam tidak sebanyak yang telah Mbah Sadiman tanam, hanya sekitar ratusan pohon yang tersebar di beberapa titik mata air. Setidaknya kami sudah berbuat untuk bumi ini dan tidak hanya berdiam diri menyaksikan jutaan pohon-pohon di tebangi  luar sana pada tiap tahunnya.
 
Memperingati Hari pohon sedunia sepantasnya membuat kita semakin lebih bersemangat lagi untuk menyebarkan virus-virus gemar menanam. Tak perlu kita terjun menjadi aktivis penggiat lingkungan hanya untuk menanam, karena pada dasarnya pun semua lini dan golongan bisa menyebarkan semangat menanam ini. Bahkan seorang guru sekolah dasar yang biasanya berkecimpung dengan buku-buku pelajaran, juga bisa menyebarkan virus ini dengan menanamkan rasa cinta pada lingkungan serta menanam dari hal yang paling kecil ada anak didiknya.
 
Tentunya pula menjaga alam sebagaimana kodrat penciptaan manusia yang tercipta sebagai pemimpin di bumi, adalah sebuah beban tak terlihat yang nanti pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Sebagai orang yang beragama tentunya kita wajib percaya akan hari kebangkitan. Dimana pasti kelak akan ditanya apa saja yang telah kita lakukan di muka bumi ini. Tentunya kita tidak ingin pula di cap sebagai manusia yang gemar merusak alam dan lingkungan.
 
Aksi-aksi peduli lingkungan dalam memperingati hari pohon sedunia ini mulai ramai di gelar serentak di seluruh penjuru dunia sebagai bentuk penghormatan dan rasa sayang terhadap pohon yang telah banyak berjasa menyediakan ruang nafas bagi mahluk hidup. Bermacam macam kegiatan dan kampenye lingkungan pun mulai digemakan.
 
Mulai dari menanam pohon bersama, unjuk rasa menentang illegal loging dll. Di Indonesia sendiri juga tidak ketinggalan dalam aksi memperingati hari pohon sedunia ini. Salah satunya adalah yang di lakukan oleh para Polwan (Polisi Wanita) yang dengan sigap menyisir jalan raya sambil mencabuti paku pada batang pohon pinggir jalan.
 
Tanpa kita sadari, perbuatan yang kita pandang sepele yakni menempel poster, banner, spanduk dan media informasi lain dengan memaku media tersebut pada batang pohon ternyata meninggalkan sampah yang cukup banyak. Dalam satu pohon yang telah di cabut pakunya dapat dikumpulkan puluhan paku dari tiap batangnya. Tentu miris juga melihat paku yang sudah bersarang lama pada pohon ini bentuknya hingga sampai berkarat dan meninggalkan bekas lobang yang cukup dalam bagi si pohon.
 
Memperingati hari pohon sedunia
Hari pohon sedunia : Stop Memaku Pohon
Hari pohon sedunia yang di peringati dengan kegiatan mencabut paku pada batang pohon akibat korban banner dan spanduk yang dipasang secara sembarang ini mengingatkan kita pada sebuah cerita tentang pahlawan lingkungan lainnya. Untuk namanya kebetulan saya lupa namun kisah beliau yang dengan sabar dan tlaten mencabuti paku-paku pada batang pohon patut kita beri apresiadi dan acungan jempol.
 
Tak tanggung –tanggung paku yang telah  beliau kumpulkan selama bertahun-tahun tersebut jumlahnya hingga mencapai bebrapa karung yang jika di timbang keseluruhanya mencapai ribuan kilogram. Paku-paku bekas ini pun nampaknya enggan untuk beliau jual, meski pun jumlahnya jika di kurs kan dengan rupiah lumayan cukup banyak dan menggiurkan. Ketika ditanya mengapa beliau menuturkan bahwa paku-paku yang telah beliau kumpulkan ini akan di jadikan kenang-kenangan dan contoh bagi masayarakat agar tidak lagi memasang banner dan media lain pada pohon dengan menggunakan paku.
 
Di hari pohon sedunia ini saya sekali lagi mengajak sobat pembaca untuk kembali menanam pohon di sekitar kita. Sebagai wujud rasa syukur atas apa yang Tuhan limpahkan nikmatnya lewat perantara alam raya ini. Agar peringatan hari pohon sedunia pada yang di peringati pada tiap tanggal 21 November ini bukan hanya sekedar jargon dan ucapan selamat hari pohon saja tanpa di iringi tindakan dan perbuatan untuk menanam.
 
Mari kita sebarkan virus gemar menanam karena apa yang kita tanam ini pasti akan kembali manfaatnya kepada kita dan anak cucu kita nanti. Nah mari kita tanyakan sekali lagi pada diri kita yang paling dalam, sudah menanam pohonkah kita ?. Selamat Hari Pohon sedunia.












Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memperingati Hari Pohon Sedunia – Sudahkah Kita Menanam Pohon ?"

Post a Comment